-
08.21 O
58
B. Daerah
5 points
Asal usul nama Kota Pekalongan
sebagaimana diungkapkan oleh
masyarakat setempat secara turun
temurun terdapat beberapa versi. Salah satunya
disebutkan adalah pada masa Raden Bahurekso
sebagai tokoh panglima Kerajaan Mataram. Pada
tahun 1628 beliau mendapat perintah dari Sultan
Agung untuk menyerang VOC
(Vereenigde Oost Indishe Compagnic /
Perserikatan Maskapai Hindia Timur) di Batavia.
Maka ia berjuang keras, bahkan diawali dengan
bertapa seperti kalong / kelelawar (bahasa Jawa :
topo ngalong) di hutan Gambiran (sekarang
kampung
Gambaran letaknya disekitar jembatan Anim
dan desa Sorogenen). Dalam pertapaannya
diceritakan bahwa Raden Bahurekso digoda
dan diganggu Dewi Lanjar beserta para prajurit
siluman yang merupakan pengikutnya. Namun
semua godaan Dewi Lanjar beserta para
pengikutnya dapat dikalahkan bahkan tunduk
kepada Raden Bahurekso. Kemudian Dewi
Lanjar, yang merupakan utusan Ratu Roro Kidul
memutuskan
untuk tidak kembali ke Pantai Selatan,
akan tetapi kemudian memohon ijin
kepada Raden Bahurekso untuk tinggal disekitar
wilayah ini. Raden Bahurekso memenuhi
permohonan ini bahkan Ratu Roro Kidul juga
menyetujuinya. Dewi Lanjar
diperkenankan tinggal dipantai utara
Jawa Tengah. Konon letak keraton Dewi Lanjar
dipantai Pekalongan sebelah sungai Slamaran.
Sejak saat itu, daerah tersebut terkenal dengan
nama Pekalongan. Dalam versi lain disebutkan
bahwa nama Pekalongan berasal dari istilah
setempat
HALONG – ALONG yang artinya hasil yang
berlimpah. Jadi Pekalongan disebut juga dengan
nama