Grade

Type of questions

Bahasa Indonesia SMP

tolong rangkumin

Mengenal Suku Badui Badui dalam belum mengenal budaya luar dan terletak di hutan pedalaman. Karena belum mengenal kebudayaan luar, suku Badui dalam masih memiliki budaya yang sangat asli. Mereka memakai pakaian yang bewarna putih dengan ikat kepala putih membawa golok. Pakaian Suku Badui dalam pun tidak berkancing atau kerah Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di Wilayah Kabupaten Lebak, Banten Mereka dikenal sangat taat mempertahankan adat istiadat dan warisan nenek moyangnya. Uniknya, semua yang dipakai Suku Badui dalam adalah hasil produksi mereka sendiri. Biasanya para perempuan yang bertugas membuatnya Masyarakat Suku Badui di Banten termasuk salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Suku ini memiliki kepercayaan yang dikenal dengan sunda wiwitan, dengan memuja arwah nenek moyang yang pada selanjutnya kepercayaan mereka berpengaruh dari agama Buddha dan Hindu. Hingga saat ini, suku Badui Dalam tidak mengenal budaya baca tulis, yang mereka tahu, ialah aksara Hanacaraka (aksara sunda). Dengan demikian, banyak cerita atau sejarah mereka hanya diingatan atau cerita lisan saja. Mereka dilarang menggunakan perangkat teknologi, seperti HP dan TV Menurut mereka inilah cara melestarikan adat leluhurnya. Meskipun sejak zaman soeharto sampai sekarang sudah ada upaya membujuk mereka agar mengizinkan pembangunan sekolah, tapi mereka selalu menolak. Mereka dilarang memakai pakaian modern. Selain itu, setiap kali bepergian, mereka tidak memakai kendaraan bahkan tidak memakai alas kaki dan terdiri dari kelompok kecil berjumlah 3-5 orang.. Itulah salah satu keunikan Suku Badui, sehingga wajar mereka sangat menjaga betul "Pikukuh❞ atau ajaran mereka, entah berupa kepercayaan dan kebudayaan

Belum Terselesaikan Answers: 1
Bahasa Indonesia SMP

tolong ringkas

359 23 TN IPS! S 17 gan i Bani adaban dalam daya- untuk i • I Bab 2 Perkembangan Peradaban/Kebudayaan Islam... A. PERKEMBANGAN PERADABAN/KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA ABBASIYAH Ingat! Dinasti Abbasiyah lebih berorientasi kepada pembangunan peradaban/ke- budayaan daripada perluasan wilayah kekuasaan. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang cukup lama antara tahun 132 656 H/750 - 1258 M memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan peradaban Islam. Pada saat itu, telah banyak kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, sehingga Daulah Abbasiyah menjadi pusat perhatian dunia dalam berbagai bidang. Perkembangan peradaban yang terjadi pada saat itu melebihi perkembangan yang pernah dicapai oleh dinasti sebelumnya, Dinasti Umayyah/Umawiyah. Selain karena Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Dinasti Umayyah, juga karena kebijakan Daulah Abbasiyah yang lebih berorientasi kepada pembangunan peradaban daripada perluasan wilayah kekuasaan. Seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya, bahwa sebenarnya puncak keemasan Dinasti Bani Abbas dicapai pada saat periode pertama kekuasaan mereka. Filsafat: Ensiklopedia Mini ilmu tentang asas-asas pikiran untuk mencari kebenaran. Qira'at: pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Mantik: ilmu tentang logika. Astronomi: ilmu tentang matahari, bulan, bintang. dan planet-planet lainnya. Astrologi: ilmu perbintangan yang dipakai untuk meramal nasib orang. Asimilasi Bangsa Arab dan Non- Arab: proses percampuran antara kedua bangsa dalam budaya, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan yang lainnya. Ingat! • Periode awal Dinasti Abbasiyah di- pimpin oleh para penguasa yang kuat secara politis dan memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Bidang ilmu pengetahuan mendapat perhatian penuh karena adanya: asimilasi antara bangsa Arab & bangsa lain. gerakan penerjemahan bahasa asing ke bahasa Arab. Yaitu di masa kepemimpinan sembilan khalifah periode pertama. Secara politis, para khalifah benar-benar tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuatan politik dan agama. Adapun masa kekuasaan sesudahnya, kebanyakan dipimpin oleh khalifah-khalifah lemah yang banyak dikendalikan oleh orang-orang luar Bani Abbas. Walaupun demikian, dalam bidang ilmu pengetahuan, Daulah Bani Abbas terus mengalami kemajuan. Di antara perkembangan peradaban yang terjadi pada saat Daulah Abbasiyah berkuasa adalah sebagai berikut. 1. Ilmu pengetahuan dan filsafat Para pemimpin Dinasti Abbasiyah, terutama pada periode awal, merupakan khalifah-khalifah yang kuat secara politis dan memiliki perhatian besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Periode inilah yang berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat dalam dunia Islam. Sehingga pada masa Dinasti Bani Abbas, ilmu pengetahuan mengalami per- kembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Pada masa dinasti ini pulalah, banyak bermunculan ilmuwan-ilmuwan Muslim dalam berbagai disiplin ilmu. Ilmu-ilmu yang berkembang pada saat itu di antaranya adalah ilmu hukum Islam, qiraat, mantik, sastra, matematika, kedokteran, astronomi, astrologi, filsafat, dan lain-lain.

Menunggu Jawaban Answers: 0
Bahasa Inggris SMA

hallo kakak kakak boleh bantuin aku jawab itu ceritanya tolong cariin main idea dari paragraf 1 paragraf 2 paragraf 3&4 paragraf 5 ... Baca Lebih Lanjut

Read the following text carefully! Then, The Legend of Lake Toba Long long time ago, in North Sumatra, there lived a poor farmer in a valley. He was diligent. Anything he planted grew well. He lived by farming and fishing in the river. He ate the fish or sold them in the market. 2. One afternoon, he went fishing in the river. After hours of waiting, he hadn't caught a single fish. This had never happened before. Disappointed, he pulled his rod out of the water. But just as his rod was living the water, a fish bit it. He pulled it out. How happy he was! It was a beautiful big goldfish. Suddenly, the fish spoke. "Please, put me back in the water. I still want to live." The farmer was surprised. The farmer agreed to set it free. Then, the fish suddenly turned into a beautiful lady. "I was the incarnation of the fish you caught. Thank you for your kindness. As return, I am willing to be your wife," she said. The farmer was happy and agreed to marry the lady. "However, there is a condition that you can't break. If we have a child, you must never tell anyone that I was a fish." "Yes, I promise not to break this condition," said the farmer. * Finally, they got married. Soon, they had a son named Samosir. Samosir liked eating. In a day, he could eat many times. Sometimes, he ate his parents' meals. One day, her mother asked Samosir to take a box of meals to his father who was working at the field. It was a long walk to the field. However, on the way he started to feel hungry. He decided to eat the meals. He had eaten all the meals. When he found his father, he handed him the box. Looking at the empty box, his father was really angry. "Have you eaten all the meals? Don't you know that your father is really hungry?" shouted the farmer. "I'm sorry, Father. I can't stand to see the food. So, I ate them all," answered Samosir. "Samosir! Darn you! Son of fish!" shouted his father. Samosir was shocked. "Father, what do you mean? I'm not a son of fish," said Samosir. The farmer was startled. He just realized that he broke his promise to his wife. Samosir ran all the way home to meet his mother. "Mother, am I son of fish?" His mother was shocked. She was sad and did not expect that her husband would break his promise. It started to rain. The lightning struck, the mother and Samosir disappeared. In the place where they disappeared, a spring emerged. The farmer ran towards the house. He ran inside and looked all through the house, but they had gone. He regretted what he had done. Longer, the water became a big puddle of water like a large lake. This lake is now called Lake Toba. In the middle of the lake, there is an island named Samosir. Adapted from: Nunik Utami, 63 Legenda, Cerita, Mitos, Fabel Nusantara, Jakarta, Anak Kita, 2013 Answer the questions based on the story!

Belum Terselesaikan Answers: 2
1/22