Mesin & Teknol
Mahasiswa

tolong parafrase artikel tentang teknologi informasi dan komunikasi ?

07.57 Artikel GIFT PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF ETIKA KOMUNIKASI DI ERA DIGITALISASI Miftah Istipa Amalia Tegela 233022030 Komunikasi Penyiaran Islam Ushuludin Dan Dakwah PENDAHULUAN Dimasa modern sekarang semakin banyak masyarakat menggunakan sarana teknologi informasi, baik dalam proyek perubahan sosial,pembangunan ekonomi bergantung pada peningkatan informasi dan pemanfaatannya dengan skala intensitas yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari, sehigga tidak dapat di tangani lagi,tidak memandang lingkungan dan usia. Sehingga masih banyak kalangan masyarakat yang masih memerlukan bimbingan. Sebagai turunan dari kesetaraan, pendidikan karakter seharusnya memahami tentang literasi informasi dan media agar masyarakat semakin mandiri dan menjadi kritis. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu, yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kasadaran, atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuanya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kea rah hidup yang lebih baik.¹ Pendidikan karekter tercantum dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, dalam pengertiannya, pendidikan karakter bertujuan untuk memebentuk kepribadian yang tangguh yang sesuai dengan identitias bangsa². 4G 4 ll 93% ¹ https://smkwidyanusantara.sch.id>pendidikan karakter-fungsi-tujuan-dan-urgensiya diakses 25 desmber 2023 2 https://bpkpenabur.or.id/news/blog/pengertian-pendidikan-karakter-menurut-undang-udang-ini- penejelasannya di akses 25 desmber 2023 Sehingganya dengan adanya pendidikan karakter dibutuhkan juga etika dalam. komunikasi. Etika komunikasi merupakan ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang, melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan tanggung jawab. Sehingga di dala berkomunikasi secara efektif,etika dipat dijelaskan dengan membedekan 3 yaitu: 1) Ilmu tentang apa yang baik apa yang buruk dan tentang hak dab kewajiban moral (ahlak). 2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak. 3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. ||| Etika bisa dipakai dalam nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur ringkah lakunya. Etika menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkinan etis yang begitu saja di terima dalam suatu masyarakat sering kali tanpa disadari menjadi bahan tefleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika disini sama dengan filsafat moral. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, etika memberi norma tente perbuatan itu sendiri. Etika mrnyangkut maalah apakah suatu perbuatan b dlakukan atau tidak.3 PEMBAHASAN O
07.58 ✓GIFT. ● PEMBAHASAN Penanaman karakter dalam berkomunikasi di era digital Era digital disebut juga era media baru adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital.jaringan internet khusunya teknologi informasi komputer. Media baru/era digital sering digunakan untuk menggambarkan teknologi digital, media baru 3 https://repository.uin-suaka.ac.id.>pdf.kajian-teori-kerangka-teoritis-etika-komunikasi-pengertian- etika-komunikasi di akses 25 desember 2023 4G 4 ll 93% memiliki karakteristik dapat di manipulasi dan bersifat jaringan atau internet. Era digital telah memunculkan perubahan dan globalisasi dalam setiap sendi kehidupan. Kemajuan komunikasi dan informasi telah menjadikan dunia ibarat bola kaca raksasa yang bening dan transparan. Tidak ada lagi dsudut-sudut gelap tempat bersembunyi ,semua sudah terang menderang. sehingga setiap orang dengan mudah dapat mngetahui apa yang terjadi diseluruh penjuru dunia. Inilah era digital yang kita hadapi saat ini, di era ini semu serba ototmatis dan instan.berkat kemajuan imu pengetahuan dan teknologi ini membuat para pendidik menjadi kewalahan menghadapinya. Hadirnya peraturan tentang pendidikan karakter tidak serta merta menjadi jawaban atas masalah- masalah pendidikan yang ada. Perlu pembiasaan dan keteladanan yang dilakukan dari pihak keluarga sebagai lingkungan terkecil yang mengajarkan pertama kali penanaman nilai- nilai tersebut. Membaca persoalan Pendidikan pada kasus-kasus yang manifes dan spontan agak lebih mudah. Sebaliknya, perlu analisis mendalam pada soal Pendidikan yang lebih diakibatkan dari akar problem yang lebih terstruktur dan sistematis. Isu tentang mahalnya biaya Pendidikan, privatisasi dan swastanisasi Pendidikan, problem kesejahteraan guru, kekacauan sistem ujian nasional, kekerasan dunia Pendidikan, problem kebijakan anggaran sampai menurunnya kualitas nak didik hanyalah sebagian tampakan masalah Pendidikan yang hingga hari ini terus mengemuka. Kerumitan dalam pembacaan tentang "problem pendidikan", hadir sejalan dengan kerumitan menemukan problem mendalam tentang "manusia" dan "kemanusiaan". Bagaimana nalar Pendidikan meletakkan "subyek manusia" dalam seluruh orientasi yang dikembangkannya. Dalam mengembangkan pendidikan karakter di tengah perkembangan teknologi dan masyarakat informasi, sangat diperlukan etika di media sosial dengan *https://ejournal.unp.ac.id.>pdf diakses 25 desember 2023 ||| demikian latar belakang munculnya spanduk etika berkomunikasi dengan de melalui telepon genggam bisa dimengerti. Beberapa alasan yang menjadi 1. belakang adalah komunikasi yang terjadi di media sosial cenderung didominasi olen teks semata. Teks tentunya memerlukan upaya penafsiran dan pembentukan serta O
07.58 4G 4 ll 93% ✓ GIFT • demikian latar belakang munculnya spanduk etika berkomunikasi dengan dosen. melalui telepon genggam bisa dimengerti. Beberapa alasan yang menjadi latar belakang adalah komunikasi yang terjadi di media sosial cenderung didominasi oleh teks semata. Teks tentunya memerlukan upaya penafsiran dan pembentukan serta proses yang berlangsung secara terus-menerus. Sementara itu pengguna media sosial ini heterogen latar belakang maupun lingkungannya. Perbedaan ini disadari atau tidak membawa kebiasaan dan aturan yang berbeda. Belum lagi jika berkaitan dengan norma yang berlaku di masyarakat seperti norma sosial dan agama, perbedaan tersebut bisa berdampak negatif dan positif. Media sosial tidak serta merta dianggap sebagai media yang berbeda di dunia nyata. Hubungan antara pengguna dengan perantara teknologi di media sosial pada kenyataannya merupakan trasnformasi dari hubungan di dunia nyata. Meski etika di media sosial telah ada, sifat internet (alat komunikasi lain) memiliki peluang terhadap pelanggaran- pelanggaran dan perbuatan yang kontraproduktif Peluang atas pelanggaran - pelanggaran tersebut berusaha diminimalkan dengan memperkuat pendidikan karakter yang mengutamakan nilai demokrasi, kejujuran, kepedulian dan nilai-nilai lain yang menjadi mandat dari Undang-Undang. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam kerangka etika, sebelumnya akan dijelaskan konsep dan makna etika dalam penerapan sehari-hari. Etika sendiri bisa dimengerti sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental : bagaimana saya harus hidup dan bertindak. Jika ajaran moral dimaksudkan sebagai ajaran-ajaran, petuah, peraturan dan patokan tindakan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia baik. Sementara etika, merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran danpandangan moral. Etika bukan menjadi sarana untuk menuju kebaikan, tetapi memhami secara kritis mengapa sebuah moralitas tertentu harus kita pegang dan kita jalankan. Etika memeriksa berbagai praktik nilai dan dasar-dasar moralitas hidup manusia. Pada sikap dasar yang ada dalam penguatan pendidikan karakter, bisa ditelusuri mengapa pemerintah merumuskan nilai-nilai itu. Dimensi demokrasi yang hendak diinternalisasikan dalam pendidikan karakter apakah mampu membawa pada sebuah transformasi sosial. Jika ditilik lebih Jauh fenomena hari ini masih muncul sikap arogansi dari aliansi-aliansi politik. Di lingkungan pendidikan bisa dicermati bagaimana kasus oknum pendidik yang menganiaya atau melakukan tindakan kekerasan lain pada muridnya. Penanaman pendidikan karakter seyogyanya memberi kesempatan juga bagi peserta didik untuk mengerti dan memahami pengalaman komitmen, kekuasaan, dan tanggungjawab yang bekerja pada dirinya dan melalui mereka di luar sekolah. Pesatnya arus industri budaya seperti game, internet, iklan maupun multimedia membuat urgensi perspektif etika dalam pendidikan karakter semakin menguat. Berangkat dari perspektif etis ini membawa kontribusi pemahaman bahwa pendidikan bukan sekedar transfer pengetahuan tetapi bagaimana menghadapi persoalan. Para siswa / mahasiswa perlu dibekali dengan sikap kritis ilmiah dalam memecahkan masalah- masalah sosial. Oleh karena itu etika komunikasi selalu dihadapkan pada harapan untuk mengembangkan demokrasi secara baik. Hak berkomunikasi dalam ranah publik merupakan hak yang dimiliki oleh setiap orang.5 Komunikasi secara aman dimaksudkan dengan proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan. Dalam hal komunikasi media digital mengarah kepada komunikan dan komunikator. Kebeba komunikan dan komunikator untuk menerima dan menyebarkan informasi mel media digital harus diiringi dengan rasa tanggung jawab. Artinya, informasi yan disampaikan haruslah benar, cara penyampaiannya juga benar serta dapat ||| O
07.59 4G 4 ll 93% ✓ GIFT. disampaikan haruslah benar, cara penyampaiannya juga benar serta dapat mewujudkan kemaslahatan bagi pengguna media digital. Sehubungan dengan hal tersebut, ada empat tindakan yang dapat diterapkan, yakni membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Dalam hal membentuk pesan berarti menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak komunikator melalui proses kerja sistem syaraf. Kemudian pesan yang telah terbentuk ini pun selanjutnya https://news.okezone.com/read/2017/11/06/65/1809180/oknum-quru-aniaya-murid-hingga- pingsan-kpai-temui-mendikbud di akses 25 desember 2023 disampaikan kepada komunikan melalui media digital. Berikutnya proses setelah pesan terkirim komunikan akan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan yang diterima oleh komunikan untuk seterusnya akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari komunikan. Keadaan ini dapat mendorong komunikan untuk melaksanakan pesan-pesan komunikasi sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Etika Informasi dalam Penggunaan Media Digital Pemikiran dan praktik etika di masyarakat yang berkaitan dengan komunikasi, interaksi sosial, perilaku media massa, dan opini publik diharapkan dapat mencerminkan ikatan normatif religius. Untuk menghadapi era yang penuh dengan tantangan kompleks seperti saat ini karena majunya dunia teknologi, informasi, dan komunikasi, sudah seyogyanya sendi-sendi etika harus dijaga dan terus diupayakan eksistensinya. Hal ini terkait dengan pemahaman pengguna media digital tentang penggunaan media digital tersebut secara positif dan bertanggung jawab, disertai dengan cara berkomunikasi secara daring dengan aman. Komunikasi secara aman dimaksudkan dengan proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan. Dalam hal komunikasi media digital mengarah kepada komunikan dan komunikator. Kebebasan komunikan dan komunikator untuk menerima dan menyebarkan informasi melalui media digital harus diiringi dengan rasa tanggung jawab. Artinya, informasi yang disampaikan haruslah benar, cara penyampaiannya juga benar serta dapat mewujudkan kemaslahatan bagi pengguna media digital. Sehubungan dengan hal tersebut, ada empat tindakan yang dapat diterapkan, yakni membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Dalam hal membentuk pesan berarti menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak komunikator melalui proses kerja sistem syaraf. Kemudian pesan yang telah terbentuk ini pun selanju disampaikan kepada komunikan melalui media digital. Berikutnya proses sete pesan terkirim komunikan akan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan yang diterima oleh komunikan untuk seterusnya akan diolah ||| O
07.59 ✓ GIFT • melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari komunikan. Keadaan ini dapat mendorong komunikan untuk melaksanakan pesan-pesan komunikasi sesuai dengan yang diharapkan komunikator. 4G 4 ll 93% Penerapan keempat tindakan tersebut cenderung terjadi secara berurutan. Oleh karena itu, pengguna media digital dapat memiliki kesadaran, kendali, dan batasan yang jelas dalam menggunakan teknologi. Dengan kata lain, kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dengan penekanan pada pemikiran kritis juga diperlukan, bukan hanya keterampilan dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Gambaran mengenai tingkat kemampuan kognitif ataupun psikomotorik teknologi, tetapi harus juga memiliki sikap profesional dan kepribadian yang baik. Dengan demikian apabila pengguna media digital kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru, komunikator yang sebelumnya komunikan juga harus menggunakan perkataan yang baik-baik yang dapat menyenangkan hati komunikan. Pelaksanaan etika yang ada dalam penggunaan media digital dilakukan secara bertanggung jawab. Untuk itu diperlukan kemampuan menyaring, memilah informasi, dan mengakses konten positif dalam penggunaan media digital. Etika ini mengacu kepada pemakaian media digital dengan tepat, aman, dan etis secara proporsional. Sejalan dengan Reitz (2004) menjelaskan etika informasi sebagai cabang etika yang memusatkan pada hubungan antara kreasi, organisasi, diseminasi, dan penggunaan informasi serta standar etika dan ketentuan moral yang mengatur tindakan manusia dalam masyarakat. Etika berkenaan dengan kebiasaan hidup yang baik dan dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika saat penggunaan diksi yang tepat saat berkomunikasi, tidak menyinggung orang lain, dan tidak memberikan informasi bersifat rahasia. Implikasi yang dimaksud bertujuan tidak hanya pengembangan keilmuan, tetapi juga pembentukan kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter (Zuchdi, 2010). Penanaman etika yang dituju menjadi komitmen untuk melaksanakan dan mengawal pembentukan watak. Komunikator yang mampu eksis dengan jati diri yang beretika mampu berkomunikasi baik di tengah-tengah lingkungan media digital. Perilaku yang tepat dan bertanggung jawab atas penggunaan teknologi menjadi penerapan konsep dari cerminan realitas komunikasi yang santun. Ketika masyarakat modern terobsesi dengan teknologi sebagai sarana, maka "alat kemudian menjadi tujuan darinya. Hingga seolah-oleh kehadiran teknologi dapat menyelesaikan semuanya, tidak terkecuali saat komunikasi dengan pendidik disederhanakan cukup dengan bertanya, mengirim pesan atau berkonsultasi melalui media. Pada satu sisi penggunaan teknologi dilihat dari aspek interaksional antara manusia sebagai individu ataupun masyaakat dengan lingkungan teknologinya. Teknologi menjadi sebuah sistem. Dunia di bawah sistem teknologi dikuasai oleh teknologi dengan rasionalitasnya yang bersifat teknis, instrumental, berorientasi pada penyelesaian masalah serta efisiensi. Maka bukan teknologi pada dirinya yang mengancam kebebsan manusia, melainkan gangguan dalam dimensi komunikatif, Dalam sistem dunia teknologis harus ada rasionalitas komunikatif untuk menjadikannya lebih manusiawi. Di era digital yang begitu massif, pendidikan karakter dengan memasukkan spirit rasional komunikatif (tindakan komunikasion ini menjadi salah satu yang utama untuk membentuk budaya komunikasi man yang lebih bermartabat. Nilai demokrasi, kejujuran dan komunikatif ya diinternalisasikan dalam sebuah pendidikan karakter kiranya perlu melihat pertama nada dunia obvektif Dunia obvektif mengandaikan keseluruhan entitas dimana ||| O &
parafrase artikel
PromotionBanner

Answers

No answer yet

Apa kebingunganmu sudah terpecahkan?