Grade

Type of questions

Kimia SMA

tolong dibantu dong kak

1. Berikan nama senyawa berikut: a. CH₂-CH-CH-CH-CH-C₂H₁ CHL CH 4. 2. Buatlah struktur dari nama senyawa dibawah ini a. 3-isopropil-1-pentuna 4-etil-4,5-dimetil-heksana b. 5. 3. Tuliskanlah persamaan termokimia: a C₂H + Ch b. Pentena +0₂ 6. UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL T.P 2022/2023 : KIMIA b. CH₂-CH-CH-CH-CH₂ CH₂ CH₂ CH₂ CH₂ CH₂ 8. 9 BIDANG STUDI KELAS Ha + Eno Cp + 2Fa 200 + 2Ho Diketahui persamaan termokimia: Naal + 3H₂ 2NH₂ AH=-92,22 kj Berapakah entalpi pembentukan standar (OH) dari NHica? Diberikan data sebagai berikut: 2HF CFA C₂H Gunakan Hukum Hess untuk menghitung OH reaksi: C₂H+6Fn 2CF4+ 4HF Jika diketahui energi ikatan rata-rata C-H -413 kj/mol C-C = 347 kj/mol CI-CI-243 kj/mol Hitunglah AH untuk reaksi dibawah ini HH 0,03 0,03 H-C-C-H+CI-CI HH HH 7. Dengan berdasarkan pada teori tumbukan, jelaskan bagaimana pengaruh faktor-faktor berikut ini terhadap laju reaksi: (B) 0,20 0,20 C-CL-346 kj/mol H-CI-432 kj/mol a. Konsentrasi pereaksi b. Suhu c. Luas permukaan Pada percobaan penentuan laju reaksi A + B (A) (M) (M) 0,01 0,02 0.03 0,20 0,40 0,60 XI IPA/IPS AH=-537 kj AH=-680 ki AH=+52,3 ki HH H-C-C-CI+H-CL 0,08 0,18 0,36 0,54 Berdasarkan data tersebut, tentukan orde reaksi A dan B, serta persamaan Laju reaksi nya 10. Konsentrasi kesetimbangan untuk reaksi: N₂O) hasil, diperoleh data sebagai berikut Laju reaksi (MS) 0,02 Perhatikan Persamaan reaksi kesetimbangan berikut ini: 2H + O 2H₂O AH-484 kj Tentukan arah pergeseran kesetimbangan jika terhadap sistem kesetimbangan tersebut: a. Ditambahkan gas oksigen b. Volume diperbesar c. Tekanan ditingkatkan 2NO Pada 298 k adalah [NO]= 0,2 mol L dan [NO] -0,001 mol L Tentukan nilai Ke dan Kp reaksi tersebut pada 298k. (R-0,082)

Menunggu Jawaban Answers: 0
Cara Menggunakan Clearnote SMP

unsur intrinsik golekna unsur ing ngisor Iki.... 1. Latar panggonan 2. Latar wektu 3. Latar suasana dijawab pakai bukti teks tersebut.... Baca Lebih Lanjut

Hakum Pem terdorong miaka roke Hukan bends k dengan Hukum dinyat Catatan: Syarat-syarat Hukum 1) Gaya yang beker 2) Pasangan aksi-re 3) Gaya aksi-reaksi JGaya aksi-reaksi SUN A Lembah Manah Kabeh kang melu lomba sesorah wis maju. Kabeh paraga padha ngatonake kabisane dhewe- dhewe. Juri kang padha mbiji uga wis nindakake ayahane. Sawise ditliti kanthi premati, asile lomba banjur dibiwarakake. Widati oleh juwara siji. Dheweke katon bungah banget. Bu Guru : "Selamat ya Wid,...kowe bisa oleh juwara siji ing lomba sesorah iki." Widati :"Inggih matur nuwun sanget Bu. Sedaya wau inggih saking donga lan pangestunipun Ibu." Pak Guru :"Ya padha-padha..... lan iki ana bebungah kang wus dicepakake kang kowe...enggal tampanana." Widati :"Matur nuwun Bu." (Widati nampani bebungah. Ora lali banjur salaman lan ngaturake panuwun.) Bu Guru: "Bebungah iki ora sepiroa Wid. Satemene bebungah iki mung kanggo nggugah kowe lan kancamu kabeh supaya luwih tekun lan tumemen anggonmu padha sinau. Supaya kowe kabeh bisa dadi bocah kang pinter lan migunani." :"Inggih...mugi-mugi kula sakanca tansah saget ngestokaken dhawuhipun Ibu." 5. Widati Bu Guru :"Mongkog atiku krungu aturmu Wid, muga-muga kabeh bisa kasembadan. Pancen arep dadi wong pinter kuwi abot. Kowe kudu wani ngrekasa lan prihatin. Kuwi mau pancen pas karo apa kang dadi isine sesorahmu mau. Ngelmu iku kalakone kanthi laku." :"Inggih...Bu." Wangsulan Kepriye piwelinge bu guru marangida Wangsulan Kepriye pangandikane by ouru sewise mireno ature Widati Kepriye patrape kang ora padha entuk juwara? Wangsulan: Wangsulan: 6. Widati Sawise bocah sing entuk juara nampa hadiah/bebungah, kanca liyane uga padha melu seneng kanthi ngucapake selamat, ngajak salaman. Sanajan ora entuk juara sing padha melu lomba ora duwe rasa serik. Dheweke ngakoni manawa ana sing luwih becik, mula ya kudu bisa nampa kanyatan mau. (Prasaja hal:36) awarake minangka jiwaral is diterrankake minangka wata ananging kepriye tindak tanduke Gawea kelompok! saben kelompok kedadeyan seka 4 siswa. Bank ngisor iki, lan wenehana tuladha ukarane! Sebutna sifat-sifate manungsa kang apike kejaba lembah mana ka Mencoba 2. Golekana tegese tembung-tembung ing ngisor ikit 1. Sopan santun Menalar Tegese:....... Andhap asor Tegese: 3. Lega lila 4. Tegese:. Lila legawa Tegese: 5. Sabar narima Tegese:... Adhem ayem Tegese: 7. Dharma bekti Tegese:.. 8. Gandhes luwes Tegese:. 9. Gemi setiti 6. Tegese: 10. Tata krama

Menunggu Jawaban Answers: 0
Bahasa Indonesia SMA

judul dari teks sejarah langit menaungi negeri Sunda tetap kelabu Mega ikut berduka

7:27 14 LKPD 02 KD 3.... LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 02 KD. 32. 4.2 PERTEMUAN 2 Nama Siswa Hari, Tgl Kelas Nilai No. Absen Materi : Teks ceritera sejarah Indikator Mengidentifikasi isi teks ceritera sejarah Kelas XII MIPA-IPS Semester : Ganjil PETUNJUK BELAJAR 1. Bacalah soal yang tersedia dengan cermat dan teliti 2. Kerjakan soal tersebut sesuai pertanyaan yang diajukan 3. Silakan cari informasi dari berbagai sumber (buku/internet) untuk memperkaya wawasan dan referensi menjawab pertanyaan yang ada. 5. Ketentuan kirim/unggah hasil pekerjaan siswa: a. Unggah ke Google Classroom untuk dikomentari bersama b. Kumpulkan pekerjaan di sekolah sesuai tenggat yang telah ditentukan ! Kompetensi Dasar 3.1. Mengidentifikasi isi teks ceritera sejarah PENUGASAN 1. Bacalah kutipan teks certera sejarah berikut ! 2. Tulislah jawaban dari pertanyaan-pertayaan berikut ! a. Tulislah judul teks tersebut ! b. Tulislah : Kapan peristiwa itu terjadi ? • Dimana peristiwa itu terjadi ? • Berapa jumlah orang yang gugur dalam peristiwa itu? Apa peristiwa yang terjadi ? Bagaimana peristiwa itu terjadi ? Tulislah tema dari cuplikan ceritera itu ! d. Tulislah pula pesan moral dari cuplikan ceritera itu ! C. Langit yang menaungi Negeri Sunda tetap kelabu, mega-mega ikut berduka, dan gerimis turun menghadap Bunisora serombongan utusan dari Majapahit Wilwatikta. Ketiga pemimpin urusan itu, masing-masing Sang Dharmmadhyaksa Ring Kacaiwan (kepala agama Siwa), Dharmmadhyaksa Ring Kasogatan (kepala agama Buddha), dan Dharmmadhyaksa Ring Waisnawa (kepalaagama Wisnu), yang disertai pengiring masing-masing, disambut gembira Mangkubumi Bunisora dan para pangagung negeri. Para utusan menyampaikan s urat prabu Hayam Wuruk yang tertulis di lembar -lembar lontar. Bunisora mengurai empat lembar surat lontar Prabu Hayam wuruk. Prabu Hayam Wuruk bercerita tentang kesalahpahaman antara Mahapatih Gajah Mada dan utusan Negeri Sunda sehingga terjadi perang di Tegal Bubat. Semua orang Negeri Sunda, termasuk Prabu Maharaja Linggabuana dan sang putri Dyah Pitaloka, gugur.Jumlahnya 93 orang. Di pihak lain, Majapahit kehilangan 1.274 prajuit dan perwira, 9 ekor gajah, dan 18 ekor kuda. Raja Majapahit juga memohon maaf atas segala kesalahan dan perbuatan yang telah dilakukan oleh para senapati dan pasukannya, seraya berharap semoga gugurnya sang Prabu Maharaja tidak membawa celaka dan melenyapkan kesentosaan hidup pendudukNegeri Majapahit. Karena itu, Sri Rajasanagara Hayam Wuruk berjanji dengan sepenuh hati kepada wakil raja Sunda, yaitu Mangkubumi Bunisora dan segenap pangagung kerajaan, angkatan perang, keluarga raja, serta penduduk di seluruh wilayah Negeri Sunda, bahwa Majapahit tidak akan menyerang Negeri Sunda dan tidak ingin menguasainya.Sebaliknya, Negeri Sunda diharapkan tidak melakukan serangan balasan kepada Majapahit dan menganggap peristiwa Bubat itu sebagai peristiwa yang sudah lewat. Majapahit ingin bekerja sama dan bersahabat dengan Negeri Sunda,masing-masing sebagai negera merdeka yang tidak akan bertentangan. Majapahit berjanji tidak akan menyakiti hati penduduk Negeri Sunda untuk kedua kalinya. Mangkubumi Bunisora Suradipati dan para petinggi serta keluarga raja terpaku tanpa kata setelah membaca surat Raja Wilwatikta. Air mata pun tertahan lagi tumpah bersama-sama. Mereka merasakan duka sangat dalam.Mangkubumi Suradipati segera mengutus dutanya pergi ke Wilwatikta, mengambil jenazah Prabu Maharaja, putri Dyah Pitaloka, para kesatria, dan semua prajurit Negeri Sunda yang gugur di Palagan Bubat. Ketika berhari-hari kemudian semua jenazah tiba di istana, permaisuri Nay Lara Lisning dan Mangkubumi Suradipati hanya bisa menatap nanar, dan kemudian sama-sama terisak tak mampu menahan lagi duka yang tak terkira."Hina sekali perilaku Sang Patih Gajah Mada, sama cakali tak nunua rac kacihan " hatin Mannkuhumi Suradinati Tuhuh Deahu Maharaia vana tann ...

Menunggu Jawaban Answers: 0
Bahasa Indonesia SMA

pliss tolong bantu jawab🥺

10.07 * l.ll 35 LTEE TUGAS II MAT... Menjelaskan dan Mengidentifikasi Informasi dari Struktur Teks Cerita Sejarah Bacalah cuplikan teks cerita sejarah Dyah Pitaloka Senja di Langit Majapahit karya Hermawan Aksan (2005: 315-321) berikut ini. Langit yang menaungi Negeri Sunda tetap kelabu, mega-mega ikut berduka, dan gerimis turun tatkala menghadap Bunisora serombongan utusan dari Majapahit Wilwatikta. Ketiga pemimpin urusan itu, masing-masing Sang Dharmmadhyaksa Ring Kacaiwan (kepala agama Siwa), Dharmmadhyaksa Ring Kasogatan (kepala agama Buddha), dan Dharmmadhyaksa Ring Waisnawa (kepala agama Wisnu), yang disertai pengiring masing- masing, disambut gembira Mangkubumi Bunisora dan para pangagung negeri. Para utusan menyampaikan surat prabu Hayam Wuruk yang tertulis di lembar-lembar lontar. Bunisora mengurai empat lembar surat lontar Prabu Hayam wuruk. Prabu Hayam Wuruk bercerita tentang kesalahpahaman antara Mahapatih Gajah Mada dan utusan Negeri Sunda sehingga terjadi perang di Tegal Bubat. Semua orang Negeri Sunda, termasuk Prabu Maharaja Linggabuana dan sang putri Dyah Pitaloka, gugur. Jumlahnya 93 orang. Di pihak lain, Majapahit kehilangan 1.274 prajuit dan perwira, 9 ekor gajah, dan 18 ekor kuda. Raja Majapahit juga memohon maaf atas segala kesalahan dan perbuatan yang telah dilakukan oleh para senapati dan pasukannya, seraya berharap semoga gugurnya sang Prabu Maharaja tidak membawa celaka dan melenyapkan kesentosaan hidup penduduk Negeri Majapahit. Karena itu, Sri Rajasanagara Hayam Wuruk berjanji dengan sepenuh hati kepada wakil raja Sunda, yaitu Mangkubumi Bunisora dan segenap pangagung kerajaan, angkatan perang, keluarga raja, serta penduduk di seluruh wilayah Negeri Sunda, bahwa Majapahit tidak akan menyerang Negeri Sunda dan tidak ingin menguasainya. Sebaliknya, Negeri Sunda diharapkan tidak melakukan serangan balasan kepada Majapahit dan menganggap peristiwa Bubat itu sebagai peristiwa yang sudah lewat. Majapahit ingin bekerja sama dan bersahabat dengan Negeri Sunda, masing-masing sebagai negera merdeka yang tidak akan bertentangan. Majapahit berjanji tidak akan menyakiti hati penduduk Negeri Sunda untuk kedua kalinya. Mangkubumi Bunisora Suradipati dan para petinggi serta keluarga raja terpaku tanpa kata setelah membaca surat Raja Wilwatikta. Air mata pun tertahan lagi tumpah bersama-sama. Mereka merasakan duka sangat dalam. Mangkubumi Suradipati segera mengutus dutanya pergi ke Wilwatikta, mengambil jenazah Prabu Maharaja, putri Dyah Pitaloka, para kesatria, dan semua prajurit Negeri Sunda yang gugur di Palagan Bubat. Ketika berhari-hari kemudian semua jenazah tiba di istana, permaisuri Nay Lara Lisning dan Mangkubumi Suradipati hanya bisa menatap nanar, dan kemudian sama-sama terisak tak mampu menahan lagi duka yang tak terkira. "Hina sekali perilaku Sang Patih Gajah Mada, sama sekali tak punya rasa kasihan," batin Mangkubumi Suradipati. Tubuh Prabu Maharaja yang tanpa nyawa itu tetap memancarkan bau harum kembang empat puluh rupa. Dan di wajah sang putri Dyah Pitaloka masih tersungging senyum yang penuh cinta. Besoknya, semua jenazah dibakar dengan upacara keagamaan yang khidmat. Jenazah Prabu Maharaja dibakar di atas tumpukan kayu cendana yang wanginya semerbak memenuhi udara. Sesudah itu, jenazah sang putri Dyah Pitaloka. Disusul yang lain-lainnya. Mengelilingi lapangan upacara, ribuan penduduk Negeri Sunda menyaksikan dengan penuh duka. Selain menggemparkan di negeri sendiri, peristiwa Bubat juga menjadi heboh bagi negeri- negeri lain di Nusantara sehingga Prabu Maharaja Linggabuana menjadi masyhur. Karena itulah, semua yang mengetahui dan mengenalinya memberikan gelar kepada Prabu Maharaja Linggabuana sebagai Prabu Wangi. Namanya wangi semerbak ke segenap pelosok wilayah Nusantara, sebagai raja yang berani membela martabat negeri dan rakyatnya, dan gugur sebagai bunga Negeri Sunda. Sementara itu, sang Dyah Pitaloka terus dikenang sebagai sumber ilham di sepanjang zaman. Di istana Majapahit, Sri Rajasanagara jatuh sakit yang lama, karena kahyun ira masteri lawan Dyah Pitaloka tan siddha, akibat duka dan penyesalan, tak tercapai hasratnya ibunya Tribhuanattunggadewi, dan adik-adiknya, Bre Lasem dan sang suami Raja Mataram Rajasawardana serta Bre Pajang dan sang suami Raja Paguhan Prabu Singawardana, yakin bahwa nama buruk Majapahit akibat peristiwa Bubatlah yang membuat Sri Rajasanagara sakit parah. Semua akibat prakarsa dan ulah Mahapatih Gajah Mada. Mereka memutuskan bahwa mempersunting Dyah Pitaloka tercinta. Ayah sang Prabu, Kertawardana, ...

Menunggu Jawaban Answers: 0
1/3