Grade

Type of questions

Bahasa Inggris SMA

hallo kakak kakak boleh bantuin aku jawab itu ceritanya tolong cariin main idea dari paragraf 1 paragraf 2 paragraf 3&4 paragraf 5 ... Baca Lebih Lanjut

Read the following text carefully! Then, The Legend of Lake Toba Long long time ago, in North Sumatra, there lived a poor farmer in a valley. He was diligent. Anything he planted grew well. He lived by farming and fishing in the river. He ate the fish or sold them in the market. 2. One afternoon, he went fishing in the river. After hours of waiting, he hadn't caught a single fish. This had never happened before. Disappointed, he pulled his rod out of the water. But just as his rod was living the water, a fish bit it. He pulled it out. How happy he was! It was a beautiful big goldfish. Suddenly, the fish spoke. "Please, put me back in the water. I still want to live." The farmer was surprised. The farmer agreed to set it free. Then, the fish suddenly turned into a beautiful lady. "I was the incarnation of the fish you caught. Thank you for your kindness. As return, I am willing to be your wife," she said. The farmer was happy and agreed to marry the lady. "However, there is a condition that you can't break. If we have a child, you must never tell anyone that I was a fish." "Yes, I promise not to break this condition," said the farmer. * Finally, they got married. Soon, they had a son named Samosir. Samosir liked eating. In a day, he could eat many times. Sometimes, he ate his parents' meals. One day, her mother asked Samosir to take a box of meals to his father who was working at the field. It was a long walk to the field. However, on the way he started to feel hungry. He decided to eat the meals. He had eaten all the meals. When he found his father, he handed him the box. Looking at the empty box, his father was really angry. "Have you eaten all the meals? Don't you know that your father is really hungry?" shouted the farmer. "I'm sorry, Father. I can't stand to see the food. So, I ate them all," answered Samosir. "Samosir! Darn you! Son of fish!" shouted his father. Samosir was shocked. "Father, what do you mean? I'm not a son of fish," said Samosir. The farmer was startled. He just realized that he broke his promise to his wife. Samosir ran all the way home to meet his mother. "Mother, am I son of fish?" His mother was shocked. She was sad and did not expect that her husband would break his promise. It started to rain. The lightning struck, the mother and Samosir disappeared. In the place where they disappeared, a spring emerged. The farmer ran towards the house. He ran inside and looked all through the house, but they had gone. He regretted what he had done. Longer, the water became a big puddle of water like a large lake. This lake is now called Lake Toba. In the middle of the lake, there is an island named Samosir. Adapted from: Nunik Utami, 63 Legenda, Cerita, Mitos, Fabel Nusantara, Jakarta, Anak Kita, 2013 Answer the questions based on the story!

Belum Terselesaikan Answers: 2
Agama SMP

rangkuman

09.45 1 ← BERITA HO... 6.00 Vo KB/S LTED +46 78% Q Electoral Governance Jurnal Tata Kelola Pemilu Indonesia Vol. 4 No. 2, Mei 2023 www.journal.kpu.go.id terdapat frasa pada Pasal 28 ayat 1 menyebutkan bahwa harus ada unsur mengakibatkan kerugian, sehingga pelaku hoaks tidak dapat dituntut jika kerugian tidak terjadi. Kedua, Lembaga Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif membuat aturan hukuman dan sanksi yang dapat menimbulkan efek jera bagi pembuat dan penyebar berita hoaks. Ketiga, perlu adanya kebijakan dengan mewajibkan Lembaga Penyelenggara Pemilu untuk memiliki sistem penanganan hoaks otomatis yang menjadi tanggungjawab yang tidak terpisahkan bagi tim anti hoaks lembaga pemerintah. Keempat, pemerintah membangun infrastruktur, suprastruktur dan sistem untuk penanganan hoaks dalam Pemilu. Infrasturktur terdiri dari Partai politik, Media masa, Masyarakat dan Peserta Pemilu. Seluruh komponen infrastruktur ikut serta mencerdaskan masyarakat melalui literasi media, melaksanakan fungsi pers secara efektif untuk menangani hoaks, Partai politik melaksanakan Pendidikan politik, dan menjaga kampanye sesuai aturan. Kelima, Pemerintah harus membangun tim anti hoaks yang terdiri dari anggota partai politik, media masa, masyarakat, peserta Pemilu dan Lembaga Pemerintah. Infrastruktur dan suprastruktur Pemerintah saling berkoordinasi untuk mencegah dan menangani hoaks dalam Pemilu. Strategi Penanganan hoaks dalam Pemilu melalui literasi Masyarakat dituntut untuk dapat memiliki literasi yang baik agar tidak mudah untuk percaya terhadap berita bohong. Strategi yang telah dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu untuk mengatasi hoaks adalah dengan sosialisasi tahapan Pemilu, sosialisasi program dan kegiatan serta literasi media terkait hoaks dalam Pemilu. Namun kebanyakan sosialisasi yang dilaksanakan tatap muka, tidak efektif untuk mengendalikan hoaks yang berkembang cepat. Beberapa strategi yang dapat digunakan adalah Pertama, membentuk tim buzzer anti hoaks di dalam Humas KPU RI/Provinsi/Kabupaten/Kota yang bertugas untuk membalas seluruh komentar dan menelusuri seluruh isu-isu yang bersinggungan dengan Politik dan Pemilu serta memberikan literasi, pengetahuan dan informasi yang benar. Kedua, memberika literasi dan edukasi sejak dini, bekerjasama dengan sekolah dasar, menengah pertama, atas dan Universitas untuk membuat kurikulum Literasi Digital, dengan cara mengkritisi konten di media sosial, youtobe dan media masa elektronik. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Grizzle (2011) bahwa literasi digital dapat digunakan untuk memfilter secara manual peredaran berita hoaks di sosial media. Fitur laporan (report) dapat bekerja secara aktif, sehingga media sosial memblokir secara otomatis berdasarkan laporan pengguna. KESIMPULAN 207 Electoral Governance Jurnal Tata Kelola Pemilu Indonesia Vol. 4 No.2 www.journ Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa hoa berkontribusi meningkatkan potensi kerawanan yang berpengaruh kepad stabilitas keamanan dan ketahanan nasional sehingga menyebabkan

Menunggu Jawaban Answers: 0
Sejarah SMA

meringkas

b. Sejarah dalam Dimensi Ruang dan Waktu Ketika kalian belajar dari berbagai aktivitas dan materi sebelumnya, tentu ada hal yang kalian perhatikan, yaitu mengapa dalam sejarah akan dituliskan tentang waktu dan tempat? Perhatikanlah berbagai tulisan sejarah, hal apa saja yang dikaji? Dalam ilmu sejarah, dimensi ruang atau spasial merujuk pada tempat suatu peristiwa terjadi. Dimensi ruang menjelaskan tentang kondisi dan situasi suatu peristiwa terjadi. Dimensi ruang sejarah dapat berdasarkan skala lokal, nasional, maupun global. Lokasi atau wilayah kalian tinggal, selalu memiliki sejarah lokal. Walaupun terjadi pada tingkat lokal, peristiwa tersebut seringkali berkaitan dengan berbagai kejadian di tingkat nasional maupun global. Sebagai contoh, tumbuhnya kesadaran nasionalisme dalam pergerakan nasionalisme Indonesia pada masa 1908-1945 di suatu daerah dipengaruhi atau terinspirasi dari berbagai perjuangan melawan kolonialisme dan imperalisme di dunia. Dimensi waktu merujuk pada kapan suatu peristiwa terjadi. Dimensi waktu dapat berupa detik, jam, hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad pada masa lampau yang menunjukkan kapan suatu peristiwa terjadi. Waktu juga ditandai oleh peristiwa lain yang terjadi bersamaan dengan peristiwa itu sendiri. Misalnya, ada orang menandai waktu kelahirannya dengan peristiwa lain yang bersamaan terjadinya seperti peristiwa bencana, misalnya gunung meletus. Ringkasnya, ilmu sejarah mengkaji berbagai peristiwa dan manusia berdasarkan aspek waktu. Berdasarkan Kuntowijoyo (2013), terdapat empat hal yang dipelajari dalam sejarah dari segi waktu yaitu I. Perkembangan; 2. Kesinambung in 3. Pengulangan; dan 4. Perubahan. Ilmu sejarah mempelajari bagaimana suatu peristiwa berkembang dan berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu, kemungkinan terdapat pengulangan kejadian/peristiwa, serta peristiwa bersejarah yang menimbulkan perubahan di suatu masyarakat atau pun negara. Dalam ilmu sejarah terdapat periodisasi atau penibabakan TEMA 01: SEJARAH INDONESIA

Menunggu Jawaban Answers: 0