Grade

Type of questions

Bahasa Indonesia SMA

Tolong bantu jawab

3. Presentasikanlah pendapat-pendapat Anda itu di depan teman-teman mereka tanggapi. 1. Manakah teks yang merupakan anekdot dan mana Kemukakanlah alasan-alasan Anda. nenggelitik, ertentu. Seb Fisikawan Prancis, Andre Ampere, memiliki dua ekor kucing kucing yang cukup besar dan satu lagi kucing kecil. Ampereangkaian p- kamar atau Karakte eks-teks lai Kerlu Anda uatu anek mencintai kedua ekor kucingnya. Hanya, ketika pintu Ampere tertutup kucing-kucing tersebut tidak bisa masuka khusus bagi kucing-kucingnya: satu yang cukup besar untuk k Anek dengan bebas. Dia kemudian memutuskan untuk membuatkan besar dan satu yang kecil untuk kucing kecil. icu? Perta enemuk Perha Bodoh atau geniuskah Andre Ampere itu? 4. Secara berdiskusi, tunjukkanlah persamaan dan perbedaan tersebut. Teks a dari b sepup b Sewaktu kecil memang aku sedikit bandel, sekira aku duduk di banekdot-= jauh dari rumah. Sesampai di sana, kami saling bercanda de SD, bersama sepupu aku bermain di kolam, kebetulan tempatnya belum menyemprotkan air ke tubuh kami masing-masing. Ketika sedang lengah, aku bermaksud ingin mengagetkan dia de mendorong badannya masuk ke kolam. Ternyata doronganku itu te kencang, hingga dia kehilangan keseimbangan saat kakinya terpe Bruk..., dia terguling disambung dengan benturan kepalanya meng batu. Aku terperangah melihat darah yang mengalir di bagian sepupuku. Dari kejadian itulah, aku trauma bermain di kolam. Anekdot/ Bukan Anekdot pula yang bukan Menemuk Kekurang Alasan Telah And Jua karakter erdasar ertanya Apa Ap Ap A A te F rar ri rta ng

Menunggu Jawaban Answers: 0
Bahasa Indonesia SMA

Apa isi dan struktur dan kaidah teks tersebu Tolong bantu jawab

A. Memahami Teks Eksposisi 1. Unsur-Unsur Isi dalam Teks Eksposisi Perhatikan teks berikut. Dalam kehidupan masyaral menunjukkan kondisi yang se digunakan seenaknya sendiri; t para pejabat dan wakil rakyat Seorang pejabat negara di dalamnya." Pejabat ters menggunakan kata content atau hal. Beberapa orang siswa asyik berjalan di depan sebuah kelas dengan langkah undang-undang tersebut ngg yang cukup membuat orang di sekitarnya merasa terganggu. Terdengar percakap di antara mereka yang kira-kira begini, "Punya gua kemaren ilang." Terdengar p sahutan salah satu dari mereka, "Lho, kalau punya gua, sama elu kemanain?" Meluruskan Bahasa Orang-Orang Sekolahan oleh Dr. E. Kosasih, M.Pd. yang Beberapa siswa yang mendengarnya tertawa kecil. Di antara mereka ada berbisik, "Serasa di Terminal Kampung Rambutan, ye?" Penggunaan bahasa Tak menyangka, salah seorang siswa di samping saya juga memperhatika pebisnis. Badan usaha, pe percakapan mereka. Ia kemudian nyeletuk, "Gua apa: Gua Selarong atau bahasa asing. Seorang pe yang berlabel Susi Salon dengan tokonya yang E Jepang?" Akan terasa aneh menamai jalan-jalan Hatta Jalan. Juga aka- mengubah nama lem Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa berbeda di sekolah tersebut. Kelompok pertama sikap berbahasa yang yang memilik mereka adalah yang kurang memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar pemilik hotel itu. biasa digunakan di Kampung Hal ini tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindira bahasa yang siswa kelompok kedua sebagai ragam Rambutan. Dari komentar-komentarnya, kelompok siwa kedua memiliki sikap kritis terhada kaidah penggunaan bahasa temannya. Mereka mengetahui makna gua yang bena dalam bahasa Indonesia adalah 'lubang besar pada kaki gunung'. Dengan makna tersebut, kata gua seharusnya ditujukan untuk penyebutan nama tempat, seperti Gua Selarong, Gua Jepang, Gua Pamijahan, dan seterusnya; dan bukannya pengganti orang (persona). Sangat beruntung, sekolah itu masih memiliki kelompok siswa yang peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada kebanyakan sekolah, penggunaan bahasa para siswanya cenderung lebih tidak terkontrol Penggunaan yang dominan adalah ragam bahasa pasar atau bahasa gaul sehingga yang banyak terdengar adalah pilihan kata seperti elu-gua. Prasangka baik saya, bukannya mereka tidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah. Saya berkeyakinan bahwa doktrin tentang "berbahasa Indonesialah yang baik dan benar" telah mereka peroleh jauh-jauh sebelumnya, sejak SMP atau bahkan sejak mereka SD. Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka. Pelajar se harapa Para s Ragam bahasa Indonesia baku mereka anggap kurang "asyik" dibandingkan Kalang dengan bahasa gaul, lebih-lebih dengan bahasa asing, baik dalam pergaulan maupun dalam ketika mereka sudah masuk dunia kerja. Tuntutan kehidupan modern telah membelokkan apresiasi para siswa itu terhadap bahasanya sendiri. Bahasa asing berkesan lebih bergengsi. Pelajaran bahasa Indonesia tak jarang ditanggapi dengan nihiran Mereka merasa lebih asyik dengan mengikuti pelajaran bahasa Inggris atau Inten mert liter berb

Menunggu Jawaban Answers: 0